Pembuatan RPP
Pembuatan RPP

Idul Fitri 1435 H

IslamyPersona™. Setelah 29 Hari berpuasa, akhirnya muslim di Indonesia pada hari ini, senin 1 syawal 1435 H atau bertepatan dengan 28 Juli 2014 M, merayakan Idul fithri. Kesenangan bercampur baur dengan kesedihan, kegembiraan bercampur rasa haru, sungguh tidak dapat dijelaskan perasaan seorang muslim ketika mendapati Hari yg mulia ini. Banyak orang mengucapkan Selamat, minal aidin (baca dulu : makna minal aidin wal faidzin) dan sebagainya. Namun kenyataan yang kita hadapi adalah bahwa Bulan Ramadhan bersama seluruh keutamaannya telah meninggalkan kita semua. Kita hanya bisa berdoa, memohon kepada Allah Ta'ala yang maha menguasai waktu agar kita bisa berjumpa lagi kelak.

ya saudaraku seiman seaqidah, marilah kita sambut Idul Fitri kali ini dengan semangat baru, semangat yang lebih besar dalam menuntut ilmu, semangat untuk terus belajar kemudian mengamalkan apa-apa yang telah kita dapatkan ilmunya, semangat untuk menjadi muslim yang lebih baik, menjadi seorang mu'min, yang senantiasa mengharapkan Ridho dari Rabbul 'alamin, yang senantiasa berjalan diatas Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam, bersemangatlah wahai saudaraku.

Sunnah-sunnah Rasulullah dalam idul fitri.
1. Mandi pada hari raya.
Sa’id bin Al Musayyib berkata: “Sunah hari raya ‘idul Fitri ada tiga: berjalan menuju lapangan, makan sebelum keluar & mandi.”
2. Berhias sebelum berangkat sholat ‘Iedul Fitri.
Disunahkan bagi laki-laki untuk membersihkan diri & memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, memakai minyak wangi & bersiwak. Sedangkan bagi wanita tak dianjurkan utk berhias dgn mengenakan baju yang mewah & menggunakan minyak wangi.
3. Makan sebelum sholat ‘Idul Fitri.
“Dari Anas RodhiyAllahu’anhu, ia berkata: Nabi sholAllahu ‘alaihi wa sallam tak keluar rumah pada hari raya ‘Iedul fitri hingga makan beberapa kurma.” (HR. Bukhari). Menurut Ibnu Muhallab berkata bahwa hikmah makan sebelum sholat adalah agar jangan ada yang mengira bahwa harus tetap puasa hingga sholat ‘Ied.
4. Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat & pulang dari sholat ‘Ied.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, beliau mengambil jalan yang berbeda saat pulang & perginya (HR. Bukhari), diantara hikmahnya adalah agar orang-orang yang lewat di jalan itu bisa memberikan salam kepada orang-orang yang tinggal disekitar jalan yang dilalui tersebut, & memperlihatkan syi’ar islam.
5. Bertakbir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat menunaikan sholat pada hari raya ‘ied, lalu beliau bertakbir sampai tiba tempat pelaksanaan sholat, bahkan sampai sholat akan dilaksanakan. Dalam hadits ini terkandung dalil disyari’atkannya takbir dgn suara lantang selama perjalanan menuju ke tempat pelaksanaan sholat. Tidak disyari’atkan takbir dgn suara keras yang dilakukan bersama-sama. Untuk waktu bertakbir saat Idul Fitri menurut pendapat yang paling kuat adalah setelah meninggalkan rumah pada pagi harinya.
6. Sholat ‘Ied.
Hukum sholat ‘ied adalah fardhu ‘ain, bagi setiap orang, karena Rosulululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengerjakan sholat ‘Ied. Sholat ‘Ied menggugurkan sholat jum’at, jika ‘Ied jatuh pada hari jum’at. Sesuatu yang wajib hanya bisa digugurkan oleh kewajiban yang lain (At Ta’liqat Ar Radhiyah, syaikh Al Albani, 1/380). Nabi menyuruh manusia utk menghadirinya hingga para wanita yang haidh pun disuruh utk datang ke tempat sholat, tetapi disyaratkan tak mendekati tempat sholat. Selain itu Nabi juga menyuruh wanita yang tak punya jilbab utk dipinjami jilbab sehingga dia bisa mendatangi tempat sholat tersebut, hal ini menunjukkan bahwa hukum sholat ‘Ied adalah fardhu ‘ain.
Waktu Sholat ‘Ied adalah setelah terbitnya matahari setinggi tombak hingga tergelincirnya matahari (waktu Dhuha). Disunahkan utk mengakhirkan sholat ‘Iedul Fitri, agar kaum muslimin memperoleh kesempatan utk menunaikan zakat fitrah.
Disunahkan utk mengerjakan di tanah lapang di luar pemukiman kaum muslimin, kecuali ada udzur (misalnya hujan, angin kencang) maka boleh dikerjakan di masjid.
Dari Jabir bin Samurah berkata: “Aku sering sholat dua hari raya bersama nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa adzan & iqamat.” (HR. Muslim) & tak disunahkan sholat sunah sebelum & sesudah sholat ‘ied, hal ini sebagaimana perkataan Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat hari raya dua raka’at. Tidak ada sholat sebelumnya & setelahnya (HR. Bukhari: 9890)
7. Ucapan selamat Hari Raya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang mengucapkan selamat pada hari raya & beliau menjawab: “Adapun ucapan selamat pada hari raya ‘ied, sebagaimana ucapan sebagian mereka terhadap sebagian lainnya jika bertemu setelah sholat ‘ied yaitu: Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami & kalian) atau ahaalAllahu ‘alaika (Mudah-mudahan Allah memberi balasan kebaikan kepadamu) & semisalnya.” Telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi bahwa mereka biasa melakukan hal tersebut. Imam Ahmad & lainnya juga membolehkan hal ini. Imam Ahmad berkata, “Saya tak akan memulai seseorang dgn ucapan selamat ‘ied, Namun jika seseorang itu memulai maka saya akan menjawabnya.” Yang demikian itu karena menjawab salam adalah sesuatu yang wajib & memberikan ucapan bukan termasuk sunah yang diperintahkan & juga tak ada larangannya. Barangsiapa yang melakukannya maka ada contohnya & bagi yang tak mengerjakannya juga ada contohnya (Majmu’ al-Fatawaa, 24/253). Ucapan hari raya ini diucapkan hanya pada tanggal 1 Syawal.

8. Kemungkaran-kemungkaran yang terjadi pada hari raya.
Saat hari raya, kadang kita terlena & tanpa kita sadari kita telah melakukan kemungkaran-kemungkaran diantaranya:
1.Berhias dgn mencukur jenggot (untuk laki-laki).
2. Berjabat tangan dgn wanita yang bukan mahram.
3. Menyerupai atau tasyabuh terhadap orang-orang kafir dalam hal pakaian & mendengarkan musik serta berbagai kemungkaran lainnya.
4. Masuk rumah menemui wanita yang bukan mahrom.
5. Wanita bertabarruj atau memamerkan kecantikannya kepada orang lain & wanita keluar ke pasar & tempat-tempat lain.
6. Mengkhususkan ziarah kubur hanya pada hari raya ‘ied saja, serta membagi-bagikan permen, & makanan-makanan lainnya, duduk di kuburan, bercampur baur antara laki-laki & perempuan, melakukan sufur (wanitanya tak berhijab), serta meratapi orang-orang yang sudah meninggal dunia.
7. Berlebih-lebihan & berfoya-foya dlm hal yang tak bermanfaat & tak mengandung mashlahat & faedah.
8. Banyak orang yang meninggalkan sholat di masjid tanpa adanya alasan yang dibenarkan syari’at agama, & sebagian orang hanya mencukupkan sholat ‘ied saja & tak pada sholat lainnya. Demi Allah ini adalah bencana yang besar.
9. Menghidupkan malam hari raya ‘ied, mereka beralasan dgn hadits dari Rasulullah: “Barangsiapa menghidupkan malam hari raya ‘iedul fitri & ‘iedul adha, maka hatinya tak akan mati di hari banyak hati yang mati.” (Hadits ini maudhu’/palsu sehingga tak dapat dijadikan dalil).
Maroji’:
Ahkamul ‘Aidain oleh Syaikh ‘Ali Hasan bin ‘Ali al-Halabi al-Atsari.
Meneladani Rasulullah dlm Berhari Raya.
(Artikel muslimah.or.id)

Semoga Bermanfaat.
Admin IslamyPersona Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H  Taqabbalallahu minna wa minkum 
 
Idul Fitri 1435 H Idul Fitri 1435 H Reviewed by IP Admin on 4:57:00 AM Rating: 5

No comments:

Anda dapat berkomentar menggunakan identitas apa saja. Silakan berkomentar dengan baik dan sopan. Sepatah kata Anda bisa jadi sangat berarti bagi Blog ini, in syaa Allah.

iklan murah