Pembuatan RPP
Pembuatan RPP

Dzikir dalam Sholat tarawih, sunnahkah?

Taraweh dalam sunnah

IslamyPersona™.Komando Dzikir Berjama'ah Disisipkan Dalam Sholat Tarawih,
Sebagian besar muslimin di Indonesia melaksanakan sholat tarawih berjamaah di masjid. dan ini memang sunnah dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan telah disebutkan dalam beberapa hadits yang shahih. yang Shalat taraweh disebagian masjid, bahkan disebagian besar masjid disekitar kita, ada sebuah tradisi yang masih terus diulang-ulang dan dilestarikan, yakni dzikir yang biasanya dilakukan setelah salam sholat Tarawih dengan cara berjamaah dikomandoi oleh satu orang dengan mengucapkan :


" Assholatu sunnatat tarawihi rahimakumullah... dst"
Yang kemudian diikuti atau dijawab oleh jamaah sholat dengan lantang dan serentak !!
Pertanyaannya :
Bagaimanakah kedudukan dzikir ini ?? Adakah tuntunannya dalam Islam mengenai tatacara seperti ini ??
Maka kita katakan :
- Tidak pernah dinukil dari al-Quran dan Sunnah tentang dzikir ini. Tidak pula dari para shahabat, bahkan tidak dari para Imam madzhab. Lantas, dari manakah asal tatacara dzikir dan lafal seperti itu?
Sebagaimana kita tahu bahwa, ritual semacam ini "disisipkan" dalam ibadah shalat yang mana sudah baku tatacaranya dan tidak dapat kita kreasikan sesuka hati kita. Sholat (wajib maupun sunnah) haruslah bersumber dari syariat Islam, bukan syariat si A, si B, ustadz X atau kyai X.

- Mirisnya lagi, ini dilakukan dengan (terkadang dan seringnya) teriak- teriak sekencang-kencangnya dan secara bareng-bareng (rame-rame), hingga membuat shalat tarawih model ini identik dengan "kegaduhaan". sebagian orang beranggapan ini adalah syiar Islam, padahal tidak demikian adanya, yang merupakan syiar Islam yang syar'i hanyalah mengumandangkan azan dan perayaan ied, hal tersebut wajib disemarakkan keluar agar orang mendengar. berbeda dengan mengaji dan bersholawat di dalam masjid, maka dilarang untuk mengeraskan suara sampai keluar masjid. apalagi berteriak-teriak, itu bukanlah syiar Islam. karena bisa jadi ada orang tua yang butuh istirahat, atau orang yang sakit, sehingga dapat mengganggu mereka di sekitar masjid.

- Kembali kepada permasalahan dzikir tadi, kalau tidak pernah ada tuntunannya, kenapa kita tidak mencukupkan diri dengan apa yang dibawa oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya saja ?
Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata :
"Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?"
Lalu Sa'id menjawab :
"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"
[SHAHIH. HR Baihaqi dalam"As Sunan Al Kubra"II/466, Khatib Al Baghdadi dalam"Al Faqih wal mutafaqqih"I/147, Ad Darimi I/116]

Jika kita mau berfikir obyektif, merenung dengan hati lapang dan fikiran tenang, maka akan dengan mudah memahami :
Bahwa dalam perkara ini, sebenarnya bukan dzikir dan shalawatnya yang di ingkari (itupun jika dzikirnya shahih), tapi tatacara ibadahnya itu sendiri yang menyelisihi sunnah.
Syaikh Al Albani berkomentar :
“Ini adalah jawaban yang sangat indah dari Sa’id Ibnul Musayyib rahimahullahu Ta’ala. Jawaban ini adalah senjata ampuh bagi orang yang gemar berbuat bid’ah yang menganggap baik banyak bid’ah dengan alasan isinya adalah zikir dan sholat! Merekapun mengingkari ahlus sunnah dengan memanfaatkan alasan tersebut. Mereka menuduh bahwa ahlus sunnah mengingkari zikir dan sholat ! Padahal sejatinya, yang mereka ingkari adalah penyelisihan mereka terhadap sunnah dalam berzikir, sholat, dan sejenisnya” (Irwa-ul Ghalil, 2/236, dinukil dari ‘Ilmu Ushul Al Bida’, hal. 71-72).

Mungkin ada sebagian yang akan berkilah bahwa hal itu boleh-boleh saja karena berisi sholawat dan do’a kepada sahabat yang merupakan amalan baik.
Itu memang benar, tetapi masalahnya manusia menganggapnya (tatacara dzikir ini) sebagai syiar shalat tarawih.. Bagaimana mereka menganggap baik sesuatu yang tidak ada ajarannya dalam agama ?? Apalagi ini disisipkan dalam shalat yang mana telah baku tatacaranya..
Bahkan, penganggapan baik akan suatu amalan ibadah tanpa landasan telah diingkari secara keras oleh Imam Syafi’i rahimahullah tatkala berkata :
“Barangsiapa yang istihsan maka ia telah membuat syariat”[1].
Asy-Syaukani rahimahullah menjelaskan : “Maksud istihsan adalah ia menetapkan suatu syariat yang tidak syar’i dari pribadinya sendiri” [2].
Selalu ingatlah saudaraku, bahwa Islam telah sempurna, tak ada satupun tatacara ibadah yang terlupakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk disampaikan.. Manakala suatu tatacara ibadah shahih ada tuntunan dari Nabi dan para shahabatnya, maka ikutilah.. Manakala tak ada tuntunannya, maka tinggalkanlah..
Hanya pada Allaah kita bermohon atas petunjuk.
""""""""""""""""""""""""""""""""
Foot Note :
[1] Ucapan ini populer dari Imam Syafi’i sebagaimana dinukil oleh para imam madzhab. Syafi’i seperti Ghozali dalam al-Mankhul hlm. 374 dan al-Mahalli dalam Jam’ul Jawami’: 2/395 dan lain sebagainya. (Lihat Ilmu Ushul Bida’ hlm. 121 oleh syaikh Ali Hasan).
[2] Irsyadul Fuhul hlm. 240


Semoga bermanfaat.
[AK]
Dzikir dalam Sholat tarawih, sunnahkah? Dzikir dalam Sholat tarawih, sunnahkah? Reviewed by IP Admin on 3:33:00 PM Rating: 5

No comments:

Anda dapat berkomentar menggunakan identitas apa saja. Silakan berkomentar dengan baik dan sopan. Sepatah kata Anda bisa jadi sangat berarti bagi Blog ini, in syaa Allah.

iklan murah