IslamyPersona.blogspot.com. Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Pada kesempatan kali ini admin akan sharing mengenai Tata Cara Sholat sesuai Sunnah dan dalil yang shahih, in syaa Allah. Tulisan ini akan dibagi menjadi beberapa bagian.
Langsung saja kali ini Tata Cara Sholat (Bag.1), mengenai dasar hukum wajibnya sholat (sebagian telah dijelaskan pada post tentang dalil-dalil sholat), waktu-waktu sholat fardhu (wajib) dan lain sebagainya.
Allah Subhanahu wata’ala mewajibkan atas setiap muslim baik laki-laki atau wanita untuk sholat lima kali dalam sehari semalam, yaitu: shalat Dhuhur, Asar, Maghrib, Isya, dan Subuh.
Seorang yang akan menunaikan shalat hendaklah berwudhu (terlebih dahulu), kemudian berdiri menghadap kiblat dekat dengan sutrah (-semacam patok pembatas ketika sholat, dan ini wajib menurut sebagian ulama untuk mengadakan sutrah ketika sholat, wallahu'alam-) nya, jarak antara dirinya dan sutrahnya sekitar tiga hasta, sementara jarak antara tempat sujudnya dengan sutrahnya seukuran dengan luas jalan yang bisa dilalui oleh kambing, dan tidak boleh baginya membiarkan seseorang lewat antara dirinya dengan sutrahnya, dan barangsiapa yang lewat melalui jalan antara orang yang sedang shalat dengan sutrahnya, maka dia berdosa.
Abu Juhaim radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seandainya orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat mengtahui dosa (yang akan didapatkannya karena perbuatan itu), niscaya berdiri sambil diam selama empat puluh lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang shalat”. (Muttafaq alaih) [1].
Orang yang akan shalat hendaklah berniat di dalam hatinya untuk melakukan shalat, kemudian melaksanakan takbiratul ihram dengan mengucapkan: “Allahu Akbar”. Dia boleh mengangkat tangannya bersamaan dengan takbir tersebut, atau boleh juga setelah takbir, atau sebelumnya. Mengangkat kedua tangan (pada saat takbiratul ihrom) dengan jari-jari terbuka, bagian permukaan jari-jarinya menghadap ke kiblat sejajar dengan kedua bahunya, dan boleh baginya mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan cabang telinganya.
Hendaklah melakukan ini secara berselang di mana satu kali melakukan ini (mengangkat sejajar bahu), dan pada waktu yang lain melakukan yang lain (mengangkat sejajar telinga), untuk menghidupkan sunnah, dan mengamalkannya dengan berbagai caranya yang telah disyari’atkan.
Kemudian meletakkan tangan kanan di atas punggung tangan kiri, di atas pergelangan tangan dan lengan, sambil (kedua tangannya) diletakkan pada dadanya sambil melihat ke tempat sujud dengan khusyu’.
Kemudian membaca do’a iftitah yang telah disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di antara bacaan tersebut adalah:
اللهم باعد بيني وبين خطاياي كما باعدت بين المشرق والمغرب، الله نقني من خطاياي كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس، الله اغسلني من خطاياي بالثلج والماء والبرد”. متفق عليه
“Ya Allah!, jauhkanlah antara diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan jarak antara masyriq dan magrib. Ya Allah!, bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana dibersihkannya kain yang putih dari noda yang kotor. Ya Allah!, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan embun”. (Muttafaq alaihi).
سبحانك الله وبحمدك، وتبارك اسمك، وتعالى جدك، ولا إله غيرك
“Maha Suci Engkau Ya Allah, dan segala puji bagiMu, Maha Agung namaMu, Maha tinggi kemuliaanMu, tiada tuhan yang berhak disembah selain diriMu”. (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).
اللهم رب جبرائيل وميكائيل وإسرافيل، فاطر السماوات والأرض، عالم الغيب والشهادة، أنت تحكم بين عبادك فيما كانوا فيه يختلفون، اهدني لما اختلف فيه من الحق باإذنك، إنك تهدي من تشاء إلى صراط مستقيم.
“Ya Allah!, Tuhan Jibril, Mika’il dan Isrofil, Yang telah mennciptakan langit dan bumi, Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Engkaulah yang menghakimi para hambaMu pada perkara-perkara yang mereka perselisihkan, tunjukkanlah dengan seizinMu kepada kebenaran dalam perkara yang diperselisihkan, sesungguhnya Engkau menunjuki orang yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus”. (HR. Muslim).
الله أكبر كبيراً، والحمد لله كثيراً، وسبحان الله بكرة وأصيلا
“Allahlah Yang Maha besar, dan aku memuji kepadaNya dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang”. (HR. Muslim).
Suatu saat membaca yang ini, dan pada saat yang lain membaca yang lain, untuk menghidupkan sunnah, dan mengamalkannya dengan berbagai lafadz yang disyari’atkan.
Kemudian membaca dengan suara pelan:
أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم من همزه، ونفخه ونفثه
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahaui dari tiupan, bisikan dan godaan setan yang terkutuk”. (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).
([1]) Shahih Bukhari no (510), Muslim no (507)
Sumber
Dengan sedikit Editing oleh admin IslamyPersona.blogspot.com.
Langsung saja kali ini Tata Cara Sholat (Bag.1), mengenai dasar hukum wajibnya sholat (sebagian telah dijelaskan pada post tentang dalil-dalil sholat), waktu-waktu sholat fardhu (wajib) dan lain sebagainya.
Tata cara sholat 1 |
Allah Subhanahu wata’ala mewajibkan atas setiap muslim baik laki-laki atau wanita untuk sholat lima kali dalam sehari semalam, yaitu: shalat Dhuhur, Asar, Maghrib, Isya, dan Subuh.
Seorang yang akan menunaikan shalat hendaklah berwudhu (terlebih dahulu), kemudian berdiri menghadap kiblat dekat dengan sutrah (-semacam patok pembatas ketika sholat, dan ini wajib menurut sebagian ulama untuk mengadakan sutrah ketika sholat, wallahu'alam-) nya, jarak antara dirinya dan sutrahnya sekitar tiga hasta, sementara jarak antara tempat sujudnya dengan sutrahnya seukuran dengan luas jalan yang bisa dilalui oleh kambing, dan tidak boleh baginya membiarkan seseorang lewat antara dirinya dengan sutrahnya, dan barangsiapa yang lewat melalui jalan antara orang yang sedang shalat dengan sutrahnya, maka dia berdosa.
Abu Juhaim radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seandainya orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat mengtahui dosa (yang akan didapatkannya karena perbuatan itu), niscaya berdiri sambil diam selama empat puluh lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang shalat”. (Muttafaq alaih) [1].
Orang yang akan shalat hendaklah berniat di dalam hatinya untuk melakukan shalat, kemudian melaksanakan takbiratul ihram dengan mengucapkan: “Allahu Akbar”. Dia boleh mengangkat tangannya bersamaan dengan takbir tersebut, atau boleh juga setelah takbir, atau sebelumnya. Mengangkat kedua tangan (pada saat takbiratul ihrom) dengan jari-jari terbuka, bagian permukaan jari-jarinya menghadap ke kiblat sejajar dengan kedua bahunya, dan boleh baginya mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan cabang telinganya.
Hendaklah melakukan ini secara berselang di mana satu kali melakukan ini (mengangkat sejajar bahu), dan pada waktu yang lain melakukan yang lain (mengangkat sejajar telinga), untuk menghidupkan sunnah, dan mengamalkannya dengan berbagai caranya yang telah disyari’atkan.
Kemudian meletakkan tangan kanan di atas punggung tangan kiri, di atas pergelangan tangan dan lengan, sambil (kedua tangannya) diletakkan pada dadanya sambil melihat ke tempat sujud dengan khusyu’.
Kemudian membaca do’a iftitah yang telah disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di antara bacaan tersebut adalah:
اللهم باعد بيني وبين خطاياي كما باعدت بين المشرق والمغرب، الله نقني من خطاياي كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس، الله اغسلني من خطاياي بالثلج والماء والبرد”. متفق عليه
“Ya Allah!, jauhkanlah antara diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan jarak antara masyriq dan magrib. Ya Allah!, bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana dibersihkannya kain yang putih dari noda yang kotor. Ya Allah!, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan embun”. (Muttafaq alaihi).
سبحانك الله وبحمدك، وتبارك اسمك، وتعالى جدك، ولا إله غيرك
“Maha Suci Engkau Ya Allah, dan segala puji bagiMu, Maha Agung namaMu, Maha tinggi kemuliaanMu, tiada tuhan yang berhak disembah selain diriMu”. (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).
اللهم رب جبرائيل وميكائيل وإسرافيل، فاطر السماوات والأرض، عالم الغيب والشهادة، أنت تحكم بين عبادك فيما كانوا فيه يختلفون، اهدني لما اختلف فيه من الحق باإذنك، إنك تهدي من تشاء إلى صراط مستقيم.
“Ya Allah!, Tuhan Jibril, Mika’il dan Isrofil, Yang telah mennciptakan langit dan bumi, Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Engkaulah yang menghakimi para hambaMu pada perkara-perkara yang mereka perselisihkan, tunjukkanlah dengan seizinMu kepada kebenaran dalam perkara yang diperselisihkan, sesungguhnya Engkau menunjuki orang yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus”. (HR. Muslim).
الله أكبر كبيراً، والحمد لله كثيراً، وسبحان الله بكرة وأصيلا
“Allahlah Yang Maha besar, dan aku memuji kepadaNya dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang”. (HR. Muslim).
Suatu saat membaca yang ini, dan pada saat yang lain membaca yang lain, untuk menghidupkan sunnah, dan mengamalkannya dengan berbagai lafadz yang disyari’atkan.
Kemudian membaca dengan suara pelan:
أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم من همزه، ونفخه ونفثه
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahaui dari tiupan, bisikan dan godaan setan yang terkutuk”. (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).
([1]) Shahih Bukhari no (510), Muslim no (507)
Sumber
Dengan sedikit Editing oleh admin IslamyPersona.blogspot.com.
Ringkasan Tata Cara Sholat Shahih (Bag.1)
Reviewed by IP Admin
on
8:20:00 AM
Rating:
No comments:
Anda dapat berkomentar menggunakan identitas apa saja. Silakan berkomentar dengan baik dan sopan. Sepatah kata Anda bisa jadi sangat berarti bagi Blog ini, in syaa Allah.