IslamyPersona.blogspot.com. Sering kita mendengar ungkapan seorang yang belajar (agama) tanpa guru, maka gurunya adalah setan. Benarkah ungkapan ini? dari mana asal perkataan ini? berikut permasalahan ini ditanya kepada Syaikh Bin Baz dan jawaban beliau rahimahullah selengkapnya.
Pertanyaan:
Telah tersebar luas di kalangan sebagian orang klaim bahwa siapa yang tidak memiliki syaikh (guru), maka syaikhnya adalah setan. Bagaimana Samahatusy Syaikh memberikan pengarahan kepada mereka mengenai hal ini?
Jawaban:
Ini merupakan kekeliruan orang awam dan kejahilan sebagian kalangan Sufi dalam rangka memotivasi manusia agar mengadakan kontak dengan mereka dan mengekor bid'ah serta kesesatan mereka. Sebab bila seseorang memahami agamanya dengan cara menghadiri halaqah-halaqah (kajian-kajian) ilmiah dan keagamaan atau mentadabburi Al-Qur'an ataupun As-Sunnah, lalu dia mendapatkan manfaat dari hal itu, maka tidaklah dikatakan bahwa dia telah bersungguh-sungguh di dalam menuntut ilmu akan tetapi dikatakan terhadapnya bahwa dia telah meraih kebaikan yang banyak.
Seorang penuntut ilmu semestinya mengadakan kontak dengan para ulama yang dikenal kelurusan aqidahnya dan perjalanan hidupnya guna menanyakan kepada mereka hal-hal yang rumit baginya sebab bila dia tidak bertanya kepada para ulama, bisa jadi dia banyak terjerumus ke dalam kekeliruan atau banyak hal yang masih samar baginya.
Sedangkan bila dia menghadiri halaqah-halaqah ilmiah dan mendengarkan wejangan dari para ulama, maka sesungguhnya dengan begitu dia akan mendapatkan kebaikan yang banyak dan manfa'at yang tidak terhingga sekalipun dia tidak memiliki seorang syaikh (guru) tertentu.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa orang yang sering menghadiri kajian keilmuan, mendengarkan khuthbah-khuthbah Jum'at dan 'ied serta ceramah-ceramah yang diadakan di masjid-masjid berarti dia memiliki banyak syaikh sekalipun tidak menisbahkan dirinya kepada salah seorang tertentu yang dia taklidi dan ikuti pendapatnya.
Rujukan:
Majalah Al-Buhuts, edisi 39, h.133, dari fatwa syaikh ibn baz.
![]() |
Fatwa ulama |
Pertanyaan:
Telah tersebar luas di kalangan sebagian orang klaim bahwa siapa yang tidak memiliki syaikh (guru), maka syaikhnya adalah setan. Bagaimana Samahatusy Syaikh memberikan pengarahan kepada mereka mengenai hal ini?
Jawaban:
Ini merupakan kekeliruan orang awam dan kejahilan sebagian kalangan Sufi dalam rangka memotivasi manusia agar mengadakan kontak dengan mereka dan mengekor bid'ah serta kesesatan mereka. Sebab bila seseorang memahami agamanya dengan cara menghadiri halaqah-halaqah (kajian-kajian) ilmiah dan keagamaan atau mentadabburi Al-Qur'an ataupun As-Sunnah, lalu dia mendapatkan manfaat dari hal itu, maka tidaklah dikatakan bahwa dia telah bersungguh-sungguh di dalam menuntut ilmu akan tetapi dikatakan terhadapnya bahwa dia telah meraih kebaikan yang banyak.
Seorang penuntut ilmu semestinya mengadakan kontak dengan para ulama yang dikenal kelurusan aqidahnya dan perjalanan hidupnya guna menanyakan kepada mereka hal-hal yang rumit baginya sebab bila dia tidak bertanya kepada para ulama, bisa jadi dia banyak terjerumus ke dalam kekeliruan atau banyak hal yang masih samar baginya.
Sedangkan bila dia menghadiri halaqah-halaqah ilmiah dan mendengarkan wejangan dari para ulama, maka sesungguhnya dengan begitu dia akan mendapatkan kebaikan yang banyak dan manfa'at yang tidak terhingga sekalipun dia tidak memiliki seorang syaikh (guru) tertentu.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa orang yang sering menghadiri kajian keilmuan, mendengarkan khuthbah-khuthbah Jum'at dan 'ied serta ceramah-ceramah yang diadakan di masjid-masjid berarti dia memiliki banyak syaikh sekalipun tidak menisbahkan dirinya kepada salah seorang tertentu yang dia taklidi dan ikuti pendapatnya.
Rujukan:
Majalah Al-Buhuts, edisi 39, h.133, dari fatwa syaikh ibn baz.
Fatwa : Belajar Tanpa Guru Maka Gurunya Adalah Setan?
Reviewed by IP Admin
on
9:50:00 AM
Rating:

This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteTulisan yang menyesatkan, dan jauh dari jalan salaf!
ReplyDeleteALLOH SWT, dalam Al-Qur'an (AlAnbiya ayat 7) secara gamblang, lugas dan jelas, telah memerintahkan kita untuk belajar pada AHLI ILMU bila tidak mengetahui suatu persoalan. Bukan belajar sendiri, sebab bisa terjebak dlm kesesatan! Dan tempat orang2 sesat adalah di neraka. Berhati-hatilah dlm menuntut ilmu.
Mari saudaraku, jangan mudah terprovokasi artikel aliran yg seolah benar tapi menyimpang.
sudahkah dibaca dengan baik fatwanya akhi?
Deleteyang namanya belajar pastilah ada yang mengajar, baik melalui buku, rekaman audio, visual dan semacamnya.