Bismillah
Intisari Tauhid
Firman Allah Ta’âlâ,
ÙˆَÙ‚َÙˆْÙ„ِ اللهِ تَعَالَÙ‰: ÙˆَتَجْعَÙ„ُونَ رِزْÙ‚َÙƒُÙ…ْ Ø£َÙ†َّÙƒُÙ…ْ تُÙƒَØ°ِّبُونَ
“Kalian mengganti rezeki kalian (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah).” [Al-Wâqi’ah: 82]
Ketika penisbahan turunnya hujan kepada bintang secara i’tiqâd -yaitu meyakini bahwa bintang-bintang berpengaruh terhadap turunnya hujan- adalah termasuk syirik besar, seperti meyakini adanya kesanggupan untuk mendatangkan manfaat atau menolak bahaya pada diri orang yang sudah meninggal atau yang ghaib, atau ia adalah termasuk syirik kecil apabila tidak meyakini bahwa bintang memiliki pengaruh terhadap turunnya hujan, melainkan sekadar meyakini bahwa bintang adalah merupakan sebab turunnya hujan, maka sudah pantaslah kalau penulis membuat suatu bab tentang hal tersebut dalam kitab tauhid untuk memperingatkan dari perkara tersebut.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ mencela orang-orang musyrikin karena kekufuran mereka terhadap nikmat-nikmat Allah dengan menisbahkan turunnya hujan kepada bintang. Allah juga mengabarkan bahwa ucapan mereka adalah kedustaan belaka, karena turunnya hujan itu semata-mata karunia dan ketentuan dari Allah, tanpa adanya intervensi dari satu makhluk pun pada perkara itu.
Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi mengingkari penisbahan turunnya hujan kepada selain diri-Nya, dari bintang-bintang dan kedudukan-kedudukan bulan. Allah bahkan menyebutnya sebagai kedustaan.
Faedah Ayat
1. Pembatilan nisbah turunnya hujan kepada bintang-bintang.
2. Bahwa penisbahan turunnya hujan kepada bintang adalah kedustaan.
3. Kewajiban bersyukur kepada Allah atas kenikmatan-kenikmatan-Nya, serta kewajiban menisbahkan turunnya hujan kepada Allah, sebagai karunia dan kebaikan dari-Nya.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Intisari Tauhid
hujan karena bintang? |
SEPUTAR MENISBAHKAN TURUNNYA HUJAN KEPADA BINTANG
Firman Allah Ta’âlâ,
ÙˆَÙ‚َÙˆْÙ„ِ اللهِ تَعَالَÙ‰: ÙˆَتَجْعَÙ„ُونَ رِزْÙ‚َÙƒُÙ…ْ Ø£َÙ†َّÙƒُÙ…ْ تُÙƒَØ°ِّبُونَ
“Kalian mengganti rezeki kalian (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah).” [Al-Wâqi’ah: 82]
Ketika penisbahan turunnya hujan kepada bintang secara i’tiqâd -yaitu meyakini bahwa bintang-bintang berpengaruh terhadap turunnya hujan- adalah termasuk syirik besar, seperti meyakini adanya kesanggupan untuk mendatangkan manfaat atau menolak bahaya pada diri orang yang sudah meninggal atau yang ghaib, atau ia adalah termasuk syirik kecil apabila tidak meyakini bahwa bintang memiliki pengaruh terhadap turunnya hujan, melainkan sekadar meyakini bahwa bintang adalah merupakan sebab turunnya hujan, maka sudah pantaslah kalau penulis membuat suatu bab tentang hal tersebut dalam kitab tauhid untuk memperingatkan dari perkara tersebut.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ mencela orang-orang musyrikin karena kekufuran mereka terhadap nikmat-nikmat Allah dengan menisbahkan turunnya hujan kepada bintang. Allah juga mengabarkan bahwa ucapan mereka adalah kedustaan belaka, karena turunnya hujan itu semata-mata karunia dan ketentuan dari Allah, tanpa adanya intervensi dari satu makhluk pun pada perkara itu.
Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi mengingkari penisbahan turunnya hujan kepada selain diri-Nya, dari bintang-bintang dan kedudukan-kedudukan bulan. Allah bahkan menyebutnya sebagai kedustaan.
Faedah Ayat
1. Pembatilan nisbah turunnya hujan kepada bintang-bintang.
2. Bahwa penisbahan turunnya hujan kepada bintang adalah kedustaan.
3. Kewajiban bersyukur kepada Allah atas kenikmatan-kenikmatan-Nya, serta kewajiban menisbahkan turunnya hujan kepada Allah, sebagai karunia dan kebaikan dari-Nya.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Menisbahkan Turunnya Hujan Kepada BIntang
Reviewed by IP Admin
on
11:41:00 AM
Rating:
keren gan, sangat bermanfaat.
ReplyDeletejangan lupa kunjungi juga SatuJam.Com banyak artikel menarik didalamnya